Tag

, , , , , ,

Siapa kira, Kota Madiun ternyata berasal dari kata “Medi” dan “Ayun“. Semua orang mungkin mengenal asal usul nama Madiun. Sekarang pertanyaannya, “Dimana dan Bagaimana terjadinya kata “Medi” dan “Ayun” yang menjadi Madiun?”.

Jawabnya ada disebelah barat laut makam kuncen (Kel. Kuncen, Madiun). Disana terdapat suatu kolam dengan batas pagar dan pohon yang menjulang disalah satu pojok kolam tersebut. Kolam tersebut bernama “Sendhang Tundhung“. Sebenarnya itu bukan kolam, Sendhang Tundhung merupakan sebuah sendang/pemandian. Sayang, oleh sebagian orang tak bertanggung jawab sendhang tersebut dijadikan tempat yang tidak senonoh. Back to Story. Sendhang tersebut dulunya digunakan untuk mensucikan senjata/pusaka seperti Keris Tundhung Madiun. Sekarang, apa yang pernah terjadi disendhang tersebut?.

Dulu, Raja Brawijaya mendapatkan ilham untuk membuat sebuah keris. Bukan sembarang keris! ternyata keris sakti. Bagaimana itu dibuat?, Sang raja memanggil seorang Empu yang mampu membuatnya. Empu tersebut bernama Empu Jaka Sura. Empu Sura disuruh membuat keris sakti dengan besi hasil memuja. Lalu Empu Jaka Sura bersemedi dan hasil dari semedi adalah besi yang dapat dibentuk menggunakan jari jari tangan. Keris pun berhasil dibuat dengan kesaktian yang ampuh dan dinamakan Keris Mangkurat. Namun ketika Empu kembali membuat keris, keris tersebut kurang sakti. Raja Brawijaya murka!. Lalu Empu pergi dan menemukan kolam yang sangat jernih. Konon ada binatang mati dan dimasukkan ke dalam kolam tersebut dan hidup kembali. Dengan rasa ingin tahunya, Empu Jaka Sura kembali membuat keris yang sama dengan keris Mangkurat. Setelah menempa, keris tersebut didinginkan dengan air kolam tersebut. Tak disangka, Empu melihat sesosok hantu yang sedang berayun ayun di bawah pohon dekat kolam. Bayangkan saja kalian sedang beraktifitas lalu kalian ditunggu oleh sesosok hantu, Ih seremkan. Sekarang hanya ada tunas dari pohon induk, karena pohon induk yang terdapat hantu telah mati karena dimakan usia berabad abad tahun. Setelah mendinginkan, Keris tersebut bersinar terang. Keris tersebut bahkan lebih sakti daripada Keris Mangkurat. Akhirnya, Empu Jaka Sura menamakan Sendhang Tundhung Mediayun. Sendhan yang berarti kolam, Tundhung yang berarti diusir, dan Mediayun yang berati Hantu Berayun. Mengapa terdapat kata usir dalam nama sendhang tersebut? itu karena Empu diusir oleh raja. Lalu Purabaya (Madiun kabupaten) berubah menjadi Mediyun dan dilebur menjadi Madiun.

Karena air dari sumbernya terus memancar, maka dibuatlah gundukkan yang dibuat untuk menutup sumber mata air. Karena keinginan masyarakat untuk tidak menutup sumber air, maka dibuatlah sumur yang tersalur dengan sumber mata air yang asli. Setelah mengunduk sumber air, dibuatlah keterangan yang ditulis di batu raksasa diatas sumber mata air sendhang yang bertuliskan

SENDHANG TUNDHUNG MEDIUN (Sendhang Tundhung Madiun)

CINANDI DENING (Dibangun Oleh)

BUPATI MEDIUN Drs. B. KOESBANDONO (Bupati Madiun Drs. B. Koesbandono)

ING SURYOWARSA (Dalam Kalender Matahari

PATIRTAN SAMADYA GATRANING BUPATI

IND CANDRAWARSA (Dalam Kalender Bulan)

RINENGGA SAYEKTI TRUSING NEGARI

KINARYO ANYEKAPI (Untuk mencukupi)

KABETAHANIPUN MASYARAKAT (Kebutuhan Masyarakat

JUM’AN PON MEI 1984/RUWAH 1916

Mungkin sekian cerita yang sedikit seram namun sejarah tetap sejarah. Maka budayakan cerita sejarah